Keamanan Insani dan Politik Global
Description:... Isu keamanan terus berkembang seiring kompleksitas tantangan dalam politik global. Keamanan seringkali hanya dimaknai pada secara tradisional yang bersandar pada aspek kedaulatan suatu negara-bangsa. Pengaruh Perang Dingin sangat kuat dalam pemaknaan isu keamanan yang terpusat pada ranah militer. Keamanan juga masih diartikan secara high politic karena masih bergerak pada ranah negara-bangsa sebagai aktor utamanya. Namun, pasca Perang Dingin, agenda keamanan mengalami pergeseran akibat terjadinya sekuritisasi pada isu-isu yang dulunya dianggap pinggiran sehingga dari segi aktor juga mengalami perluasan.
Sekuritisasi merupakan proses masuknya isu-isu non-keamanan menjadi agenda keamanan (Buzan, et al., 1996). Sekuritisasi ini banyak dilakukan oleh aktor-aktor non-negara yang kemudian diadopsi atau diadaptasi oleh negara. Konsepsi sekuritisasi kemudian menemukan wadah dan bisa dioperasionalkan pertama kali dalam Human Development Report 1994 yang menegaskan adanya tujuh elemen keamanan: ekonomi, kesehatan, pangan, politik, komunitas, lingkungan, dan personal. Tujuh elemen ini menggambarkan wacana libertarian yang cenderung pada aspek individu dan komunitarian dengan konsepsi pentingnya perlindungan kelompok. Juga interseksi di antara keduanya yang mana komunitas dan individu memunyai kepentingan sama, yakni pada aspek lingkungan.
Buku ini juga menyajikan perkembangan konsepsi keamanan insani akibat adanya peristiwa atau fenomena global yang berpengaruh besar pada kehidupan manusia. Pada Human Development Report 2021-2022, aspek antropocene dan pandemi covid-19 menjadi perhatian utama. Muncul suatu relasi antara ketidakseimbangan sosial dan perubahan berbahaya pada planet akibat aktivitas manusia (UNDP, 2022). Dalam hal ini, keamanan personal beresiko lebih terancam dari sebelumnya. Selain itu, terdapat konflik dan kekerasan yang terjadi dan akibat perubahan iklim yang mana peristiwa tersebut tidak memandang posisi negara-bangsa dalam struktur atau sistem ekonomi dunia.
Hal menarik dari buku ini terutama pada aspek semakin menguatnya peran aktor non-negara dalam agenda keamanan insani. Aktor non-negara semakin mendapatkan peran penting meskipun negara-bangsa tetap menjadi provider utamanya karena memunyai kapasitas, kapabilitas, dan obligasi untuk melindungi sumber daya untuk memastikan keamanan manusia (warga negara). Hal tersebut terjadi karena kajian keamanan insani memunyai relasi cukup kuat dengan studi hak asasi manusia yang menitikberatkan pada tanggung jawab negara. Organisasi internasional inter-state maupun organisasi masyarakat sipil memunyai peran sama dalam ranah berbeda. Bahkan, partisipasi masyarakat lokal menjadi bagian penting karena keamanan insani tidak bersifat umum, melainkan lebih kontekstual.
Buku ini sangat menarik bagi mahasiswa, pegiat organisasi masyarakat sipil, dan akademisi yang tertarik dengan isu- isu keamanan. Buku ini bisa membawa angin segar bahwa, khususnya, studi hubungan internasional lebih dinamis dan memunyai proximity lebih dekat dengan masyarakat. Fenomena perubahan iklim yang terjadi saat ini menjadi bukti bahwa semua lapisan masyarakat terdampak tanpa terkecuali. Proses perubahan iklim tersebut kemudian menjadi agenda politik global yang terus didengungkan dalam beragam fora internasional dan harus diimplementasikan dengan sungguh- sungguh. Semua akan terdampak jika semua aktor tidak bergerak bersama melakukan mitigasi terhadap bahaya perubahan iklim.
Show description