Dari Nyai Ontosoroh sampai Manunggaling Cebong Kampret
Description:... Galak-galakan politik-kekuasaan ala cebong versus kampret ini benar-benar telah kaffah menghibahkan kegerahan luar biasa. Bukan hanya pada ketiak kita, tapi sekaligus hati nurani dan akal sehat.
Pada era Umar bin Abdul Aziz, ketika dibaiat, dia menangis dengan sangat sedu lagi sedan. Dia menyatakan betapa takutnya sama Allah jika sampai gagal mengemban amanah kepemimpinan itu. “Duh Gusti, duh, duh, duh, yungalah, kenopo kok kedah kulo sek dipilih meniko? Astaghfirullahal adhim, atubu ilaika….”
Hari ini?
Bhaaaaa!! Meong, pus, puss, pusss….
Eh, metune kucing, padahal aslinya pengin berkata kasar....
K-A-S-A-R.
****
Buku ini memuat esai-esai nyeluthak yang pernah tayang di Mojok.co selama tiga tahunan. Beragam tema dan gaya. Ada yang satire, ada pula yang beneran nyinyir. Ada yang bak cendekiawan, ada pula yang beneran kurang kerjaan. Cari pisuhan, ya banyak, cari ilmu, wallahu a’lam, ya. Cari renungan, ya ada, cari kepongahan, ada banget.
Untuk umat yang telah suci, ndak usah dibeli, ya, tiada faedahnya. Buku kotor ini hanya akan berfaedah pada umat yang nirfaedah yang dalam kenirfaedahannya ia bisa tertawa, njungkel-njengkang, menikmati kopi, juga kepo, sambil mikir: “Hidup itu jenaka banget gini, tapi kenapa sampeyan kok masih percaya mati sama lambe turahe politikus dan agamawan-hakdes-nguknan?”
Show description