DESKRIPSI BUKU :
Buku ini adalah panduan spiritual untuk mereka yang mencari makna lebih dalam dalam hidup, yang ingin memahami bahwa kebahagiaan tidak selalu tergantung pada harta duniawi. Dalam bab-babnya, Anda akan menemukan pelajaran tentang betapa berharganya memiliki hati yang bersih dari cinta terhadap dunia, tentang betapa mendalamnya kekayaan rohaniah, dan bagaimana meninggalkan ketergantungan pada materi dapat membawa kedamaian yang hakiki.
Dalam "FAKIR DAN ZUHUD," Anda akan menemukan jalan menuju kebahagiaan sejati dan kedamaian yang mendalam. Dari keutamaan menjadi fakir-miskin hingga arti sesungguhnya dari zuhud, buku ini adalah pemandu spiritual bagi mereka yang ingin meninggalkan jejak di dunia ini dengan hati yang lapang, pikiran yang tenang, dan jiwa yang kaya.
Buku ini bisa didapatkan di website resmi penerbit guepedia dan marketplace yang biasa Anda belanja
Sinopsis :
Bukanlah yang dinamakan kaya itu banyak harta, yetapi yang dinamakan kaya yang sebenernya adalah kekayaan jiwa. Fakir-Miskin memiliki karamah yang tidak dimiliki orang kaya, yaitu:
1. Pahalanya orang fakir seperti shalat, sedekah, dan sebagainya lebih besar pahalanya daripada orang kaya.
2. Orang fakir ditulis punya keinginan akhirnya dapat pahala. Artinya orang kaya belum punya keinginan saja bisa beli sesuatu, tapi orang miskin punya keinginan saja belum tentu bisa beli sesuatu, akhirnya tidak jadi beli, itulah yang mendapatkan pahala. Karena orang miskin bisa menahan keinginan yang demikian itu, maka ia mendapatkan pahala.
3. Orang fakir lebih cepat masuk surga daripada orang kaya. Karena orang miskin tidak banyak pertanyaan. Hisabnya orang fakir di akhirat itu tidak lebih besar (sedikit). Sedangkan orang kaya banyak pertanyaan karena kekayaannya akan ditanyakan semua (ditanyakan asal diperolehnya kekayaan dan dipergunakan untuk apa)
4. Di akhirat orang kaya menjadi fakir, dan sebaliknya orang miskin kaya di akhirat.
Allah Swt. mencintai hamba yang jauhi persoalan dunia. Bagi orang mukmin dunia itu bagaikan penjara. Walaupun fakir janganlah mencari rezeki tidak halal. Oleh karena itu, orang fakir tidak perlu merasa sedih, jangan mengeluh, dan tidak boleh memelas. Semuanya yang menata hidup adalah Allah Swt. Kekayaan harta bukanlah kekayaan yang sesungguhnya, Nabi Saw. bersabda, “Bukanlah yang dinamakan kaya itu karena banyak harta, tetapi yang dinamakan kaya sebenarnya adalah kayanya jiwa”, Jika fakir miskin merendah diri kepada orang kaya maka hilanglah sebagian agamanya sebagaimana diterangkan sebuah hadis, “Dan barang siapa merasa rendah di hadapan orang kaya karena kekayaannya sungguh orang itu telah lenyap atau hilang dua pertiga agamanya.”