Autumn's Journey
Description:... Akhirnya, Henri tiba juga di lantai sepuluh Apartemen Thamrin. Seluruh badannya terasa pegal. Belum lagi tadi kakinya sempat terkilir gara-gara membalas smash tajam dari Arbi. Ya, dua jam penuh ia menghabiskan waktu bermain squash bersama Arbi di fitnes center, berharap bisa mengurangi timbunan lemak yang merajarela beberapa minggu ini. Lelaki itu sempat terkejut saat memeriksa timbangan badan kemarin lusa. Astaga, beratnya 80 kilogram! Pantas orang-orang di penerbit mengatainya si chubby. Memangnya tubuhku sebulat itu? gumamnya dalam hati.
Saat ini ada satu hal yang membuat kepala Henri serasa ingin meledak. Ini selalu tentang novel, novel, dan novel. Ia benar-benar kesulitan menjernihkan isi kepalanya. Sungguh, ia butuh inspirasi agar tak perlu lagi mendengar teriakan orang-orang di Rainbow yang memaksanya untuk menulis novel bagus. Berharap bisa segera melempar draft-draft itu dan membungkamkan mulut mereka. Namun pada akhirnya Henri hanya bisa mengembus napas panjang. Untaian kata yang telah tertulis di beberapa lembar terasa kurang bernyawa. Jika dipaksakan, hasilnya tak akan pernah sempurna. Bukan pujian, melainkan cacian yang akan ia dapatkan!
“Hen, kamu itu penulis puluhan novel best seller, kok bisa tulisanmu murahan seperti ini?”
Show description