Memanjat Bukit Cahaya
Description:... Membaca cerpen-cerpen Kuswaidi Syafi’ie serupa dengan menyaksikan bunga-bunga taman aneka warni, yang sanggup menerbangkan imaji kita pada seraut wajah yang rupawan, yaitu Tuhan. Kita disuguhi beragam hidangan, dari yang manis sampai pahit, dari yang riang sampai rengsa, dalam bingkai tebal sufisme. Semuanya berhasil diramu dengan baik menjadi satu kesadaran, untuk: “senantiasa kujala dan kumaknai waktu yang makin tercemari dan tergerogoti perennialitas dan kefitriannya. Aku merangkum dan memusatkannya pada satu titik yang bernama kepasrahan sekaligus ketulusan terhadap Muara Agung.”
Edi AH Iyubenu
Show description