Program Keluarga Berencana “Dua Anak Cukup” Memarginalkan Petani Indonesia
Description:... Penyebaran virus corona tipe Covid 19 ini secara pandemic yang menyebar melintasi negara lain dan mendunia di mana memengaruhi stabilitas ekonomi ragam negara dan bangsa. Yang paling terasa adalah kesulitan ekonomi yang terjadi di area perkotaan besar, namun cenderung tidak begitu kuat pengaruh ekonominya di area pedesaan yang masih asri, banyak tanaman perkebunan dan tanaman basis makanan lainnya, selain juga ladang pertanian, peternakan, dan perikanan sungai di area negara tropis dan nontropis yang cenderung subur.
Hal ini dikarenakan di area kota, saat suatu kota diputuskan untuk lockdown oleh penguasa kota, potensi yang terjadi adalah pasokan makanan dan minuman yang fresh tidak dapat dilakukan oleh pemberi pasokan makanan dari luar kota lainnya atau dari desa untuk memenuhi kebutuhan warga kota di kota yang penguasanya melakukan lockdown tersebut.
Solusinya tentu selain memberikan izin khusus agar supply makanan dan minuman dapat masuk ke kota tersebut dapat diterbitkan surat izin dengan pengawasan yang relatif ketat. Namun solusi yang menambah daya tahan suatu kota terhadap lockdown dapat dilakukan dengan cara lainnya, yaitu membuka atau memanfaatkan lahan terbatas untuk tanaman pangan, beternak ikan, dan sejenisnya di perkotaan. Namun sayangnya, area pedesaan pun ternyata mengalami hal yang sama, kesulitan bahan pangan pokok karena adanya penyebaran virus pandemic apa pun virusnya cenderung berhubungan dengan jumlah petani di pedesaan, petani di pedesaan tidak dapat memenuhi kebutuhannya karena tenaga kerja secara mandiri ala keluarga terkena impak dari sistem keluarga berencana dengan motto dua anak cukup yang telah berlangsung lama bahkan sejak dibuat dengan keterlibatan pemerintah pada tahun 1968 dengan adanya Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN).
Show description