Perlawanan Politik dan Puitik Petani Temanggung
Description:... DIANGKAT DARI disertasi penulis, buku ini menyajikan studi tentang perlawanan petani Temanggung dalam merebut kembali hak-hak hidup mereka setelah keluarnya PP No. 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan. Dengan disahkannya peraturan ini, petani merasa nasib mereka betul-betul terancam. Uniknya, petani “berperang” dengan “senjata” kidung yang puitik. Mereka berperang dengan mantra yang memancarkan religio-magisme yang mencekam. Mereka pun berperang dengan ritus yang menyajikan suasana kudus, dengan sajen yang menghubungkan dunia ini dengan dunia sana, yang menciptakan keyakinan bahwa apa yang manusiawi ini juga sekaligus bersifat ilahi. Pada tataran teoretik, buku ini memperlihatkan betapa perlawanan petani tembakau Temanggung serba dihayati dengan kesungguhan dan mendalam. Berbeda dengan teori James Scott—ahli politik dan antropologi—yang menyatakan bahwa perlawanan petani diwarnai sikap serba pura-pura. Selain itu, perlawanan petani dalam kajian Scott bersifat prosaik, tapi tanpa penjelasan rinci mengapa atau apa sebabnya prosaik. Buku ini menggambarkan dengan gamblang bahwa perlawanan petani tembakau Temanggung merupakan suatu ekspresi puitik yang dibingkai oleh tradisi, dan di dalamnya mengandung ruh kearifan dan aesthetic of art dalam corak puisi maupun mantra, kidung, dan tari, yang dalam buku ini disebut ekspresi puitik. Dari segi penulisan karya ilmiah, buku ini juga menawarkan sesuatu yang segar. Mengutip Paul Benson, seorang editor, khususnya dalam penulisan etnografi di kalangan antropolog, buku ini merupakan poetically crafted prose dan artful science.
Show description