Puji syukur dihaturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas limpahan rahmat dan anugerah-Nya, buku “Sang Putra Pasifik Mengejar Mimpi: mendayung dari bibir Pasifik hingga ke puncak Merapi”, selesai ditulis.
Buku ini menceritakan perjuangan seorang anak negeri yang hidup di pulau terpencil di bibir Pasifik. Gelora jiwa bagaikan gelombang Pasifik yang tiada henti menghantam batu karang, memaksa seorang anak manusia mendayung di tengah Samudera Pasifik untuk mengejar mimpi.
Semua yang diangkat dalam buku ini merupakan kisah hidup yang telah dijalani. Kini, kisah tersebut diceritakan kembali untuk dibagi dengan semua anak negeri di berbagai tempat dan berbagai strata sosial, sehingga semua dapat bersama-sama merefleksi diri, betapa berharganya waktu dan kesempatan yang didapatkan setiap detiknya. Selain itu, betapa mulianya komitmen perjuangan yang ditopang oleh doa dan semangat pantang menyerah.
Perjuangan berat Sang Putra Pasifik mengejar mimpi, menjadi kisah yang sangat menarik untuk disimak, sebab banyak hal yang “luar biasa” yang terjadi dalam hidupnya diawali dari sebuah mimpi. Boleh dikatakan, mimpi menjadi patokan dalam setiap pergerakan dan keputusan strategis yang diambil oleh Sang Putra Pasifik.
Meskipun demikian, tetap diyakini bahwa cita-cita dan masa depan adalah milik absolut dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Dia-lah yang me nentukan masa depan setiap orang. Menyadari bahwa tangan Tuhan-lah yang menuntun perjalan hidup Sang Putra Pasifik. Maka doa menjadi kunci rahasia atas semua peristiwa sukses yang dialaminya. Selain itu, doa merupakan kekuatan, dikala menghadapi berbagai tantangan dan pergumulan hidup.
Buku ini, menceritakan beberapa mimpi yang telah menjadi kenyataan serta berdampak bagi kehidupan Sang Putra Pasifik. Selain itu, sebagai refleksi atas perjalanan hidup yang dilaluinya baik dalam suka maupun duka.
Kisah ini dituturkan untuk menjadi motivasi bagi generasi bangsa, bahwa hidup adalah perjuangan. Kita-lah generasi penentu masa depan bangsa Indonesia. Di pundak kita semua, kemajuan bangsa ini dipertaruhkan.
Kejayaan bangsa Indonesia ada di tangan kita semua, generasi muda Indonesia, siapa pun anda, dari mana pun anda berasal, di pelosok nusantara sekalipun, bahkan di tempat yang tidak pernah diketahui oleh mayoritas orang Indonesia, karena memang nusantara kita begitu luas.
Suka dan duka dalam menapaki hidup ini, harus diterima dan dijalani serta dipandang sebagai proses kehidupan itu sendiri. Tanpa per juangan, hidup ini tidak berarti. Perjuangan membutuhkan pengorba nan, baik itu harta benda, jiwa raga. Di dalamnya terdapat kehendak dan kemauan, untuk berbuat sesuatu yang lebih baik lagi di hari esok.
Penulis sadar, bahwa kita tidak hidup di alam mimpi. Pemaparan dalam buku ini mencoba menghubungkan pesan-pesan di alam bawah sadar “mimpi” dengan realitas yang terjadi di lingkungan sekitar kita.
Buku ini masih jauh dari sempurna. Hal tersebut penulis sadari sebagai manusia biasa yang tidak lepas dari kesalahan. Oleh karenanya, dengan hati yang tulus, penulis mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif demi kesempurnaan buku ini di kemudian hari.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak, yang telah memotivasi penulis sehingga buku ini selesai ditulis. Ucapan paling spesial buat istriku, Dwi Lestyaning, kedua anakku, Eklesya dan Samuel, yang senantiasa memberikan semangat.
Juga kepada seluruh dosen S2 Ilmu Komunikasi Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM), yang memberikan banyak inspirasi saat perkuliahan, sehingga penulis memutuskan untuk segera menulis buku. Selain itu, seluruh dosen dan teman-teman seperjuangan S3 Program Doktor Studi Kebijakan Universitas Gadjah Mada (PDSK UGM) Angkatan XIV (tahun 2016), yang menjadi mitra share dalam memancing ide-ide baru untuk dituangkan dalam tulisan ini.
Mata kuliah Sistem dan Aktor membahas Teori Niklas Luhman yang diampuh oleh Dr. Phil. Hermin Indah Wahyuni, saat menempuh S2 Ilmu Komunikasi di UGM, membuat penulis memandang semua hal yang terjadi di sekelilingnya, memiliki nilai dan makna yang harus dipelajari. Terima kasih untuk bapak Bart Padatu yang banyak memberikan masukan penulisan kepada penulis, sehingga membuat penulis terus belajar menajamkan tulisan.
Juga kepada teman-teman virtual di facebook (fb) yang tersebar di seluruh Nusantara, yang mendorong penulis untuk segera menuntaskan tulisan ini. Bahkan, beberapa di antara mereka ingin segera memiliki buku ini. Penyelesaian tulisan ini hingga berada di tangan anda tidaklah mudah, karena berbagai tantangan yang dihadapi.
Mulai dari alokasi waktu yang begitu ketat untuk aktivitas perkuliahan, belum lagi mood yang sering kali naik turun karena berbagai faktor internal yang dihadapi. Namun semua itu penulis sadari bahwa “segala sesuatu indah pada waktunya”, di mana suatu saat pada tanggal 2 November 2018, penulis mendapat email (surat elektronik) dari Kementerian PPN/Bappenas untuk memberikan presentasi abstrak pada tanggal 7-8 Nopember di Jakarta.
Tanggal 6 Nopember 2018, penulis sudah berada di Jakarta dengan menumpangi Kereta Api Progo yang berangkat dari Stasiun Lempuyangan Yogyakarta tanggal 5 November 2018 pukul 14.45 WIB dan tiba di Stasiun Pasar Senin Jakarta tanggal 6 November 2018 pukul 00.15 WIB. Pagi jam 08.00 WIB, penyelesaian buku ini kembali muncul dalam benak ketika sedang mandi.
Suara itu begitu kuat terdengar di dalam hati “segera selesaikan buku Sang Putra Pasifik Mengejar Mimpi: mendayung dari bibir Pasifik hingga ke Puncak Merapi”. Saya pun menurut suara hati itu dan berkomitmen menyelesaikan penulisan buku ini. Tanggal 6 Nopember 2018 di Jakarta, buku ini mulai digarap lagi.
Bagi generasi milenial (generasi yang lahir di atas 1980), buku ini penting dibaca dan dimiliki karena bisa memberikan inspirasi bagi masa depan dan cara mengambil keputusan-keputusan penting yang mengombinasikan berbagai pesan dalam mimpi dengan menjadikannya sebagai petunjuk (guidance) di alam realitas yang penuh dengan berbagai macam permasalahan.
Akhirnya, selamat membaca, sukses menyertai kita bersama.