Budi Pekerti Jadi Kemudi
Pendidikan seharusnya menumbuhkan kesadaran untuk menjadikan
budi pekerti sebagai kemudi dalam mengarungi kehidupan.
Lebih dari sepuluh tahun terakhir, budi pekerti seolah menjadi anak hilang, tersingkir
oleh target-target akademis yang begitu ditekankan. Kebanggaan didapatkan dari nilai
UN yang tinggi seolah mengabaikan pentingnya budi pekerti dalam pendidikan kita.
Padahal, anak-anak kita akan menghadapi berbagai tantangan kehidupan. Ada
banyak dilema yang akan mereka hadapi. Benar atau salah. Baik atau buruk. Dilema
yang tak bisa diatasi dengan nilai atau ijazah ini, hanya bisa diatasi budi pekerti yang
dimiliki anak-anak kita. Karena budi pekerti adalah kemampuan memilih dan
bertindak berdasarkan kesadaran penuh, bukan karena ikut-ikutan atau pengaruh
orang lain. Budi pekerti jadi kemudi bagi anak untuk mengarungi kehidupan. Surat Kabar Guru Belajar Edisi Keempat menghadirkan praktik cerdas yang dilakukan
para guru dalam menumbuhkan budi pekerti. Ada beragam strategi dan cara yang
bisa didiskusikan dan menjadi inspirasi untuk dipraktikkan rekan guru di daerah lain.
Selain itu, ada sisipan rubrik video yang menampilkan siswa-siswa yang berbudi
sebagai salah satu contoh nyata.
Pada edisi kali ini, Kami memperkenalkan rubrik baru yaitu Debat Publik Pendidikan.
Istilah debat sempat mendapat sanggahan karena dikhawatirkan menimbulkan
perdebatan yang tak berujung. Tapi pemilihan istilah debat memang diniatkan
membangun tradisi untuk menghargai keragaman cara pandang, strategi, opini dan
cara yang terkait pendidikan. Keragaman tersebut ditampilkan agar kita semua bisa
mengakui, menerima dan menghargai perbedaan.
Terakhir, ada penambahan klausul di edisi ini yaitu tulisan yang diterbitkan tidak
selalu mewakili pandangan redaksi. Tulisan yang diterbitkan adalah tulisan yang kami
nilai mewakili keragaman dan bisa menjadi sumber belajar bagi kita semua.