Safira terhempas di dinding ruang lift, seseorang mendorongnya tatkala saling bertemu. Pintu lift tertutup dan lelaki itu menatapnya marah.
"Kenapa kamu disini? Aku sudah membayarmu dan membuangmu!" Tandas lelaki itu pelan namun menusuk.
"Aku disini? Heh." Safir menyunggingkan senyumannya. Lelaki itu mencengkram tubuh Safir dengan tubuhnya lalu memegang tangannya erat kebelakang. "Maaf Mr. Khiel saya disini hanya untuk bekerja, menafkahi kedua putra dan putri saya. Saya tidak ada maksud untuk balas dendam karena masa lalu." Safir membalas dengan nada yang sama tak lama ia menghempaskan dengan kuat tubuh lelaki itu hingga terlepas. Safira menguatkan hatinya karena telah bertemu dengan Mr. Khiel ayah biologis dari anak Safira.
Lelaki itu menatap Safira dan ingin memukulnya namun pintu lift sudah terbuka. Safira langsung keluar dengan peralatan bersih- bersih tanpa menatap lagi Mr. Khiel.
Mr. Khiel mengejar Safir dan menamparnya keras.
Plak!
Plak!
Plak!
Safira terkaget ia menatap Mr. Khiel dengan sudut bibir berdarah.
"Apa maumu hah! Bedebah! Aku disini untuk bekerja menghidupi anakku!" Teriak Safir seraya mengeluarkan air mata. " aku harus bekerja mencari uang untuk makan dan susunya, aku tidak ada sangkut pautnya denganmu! Aku tidak menganggumu tapi kenapa kamu mengangguku!" Teriak Safir, ia tak kuasa menahan sesak di dada.
"Anak haram! Kamu adalah pelacur kecil!" Mr. Khiel tersenyum remeh.
"Ya, terserah apa katamu! Mereka berdua adalah anakku mereka suci dan bersih walaupun aku wanita murahan! Anda sudah puas Mr. Khiel? Permisi." Safira melewati lelaki itu seraya menangis pelan.
"Anak haram? Dia berasal dari dirimu." Batin Safira.
Khiel menghembuskan nafasnya dan berbalik melihat Safir semakin menjauh dan hilang di balik pintu kecil.