Strategi & Manajemen Kinerja Hijau Perusahaan
- Author(s): Dr. Febrianty, S.E., M.Si., Dr. (Cand) Divianto, S.E., MM, Muhammad, S.Kom., MM.,
- Publisher: Perkumpulan Rumah Cemerlang Indonesia
- Pages: 115
- ISBN_10: 6234484549
ISBN_13: 9786234484540
- Language: id
- Categories: Business & Economics / Accounting / Managerial ,
Description:... Green Performance merupakan sistem evaluasi kegiatan kinerja karyawan dalam proses pengelolaan lingkungan. Penelitian telah berfokus pada aspek spesifik dari manajemen kinerja hijau, seperti memberikan umpan balik dan menyeimbangkan metrik. Juga telah diperdebatkan bahwa metode pengukuran manajemen kinerja hijau ini tidak efektif, karena organisasi yang berbeda memiliki atribut struktural yang berbeda, dan sumber daya yang menggunakan standar seragam di seluruh organisasi akan berubah-ubah, Shen et al (2018). Organisasi perlu mengidentifikasi metode sistematis untuk menerapkan Green Performance management. Oleh karena itu, mengadopsi standar manajemen kinerja hijau yang umum merupakan prioritas untuk beberapa jenis organisasi. Manajemen kinerja hijau menciptakan indikator kinerja hijau untuk menetapkan serangkaian kriteria hijau untuk semua anggota dalam penilaian kinerja, yang mencakup topik-topik seperti insiden lingkungan, tanggung jawab lingkungan, pengurangan emisi karbon, dan mengomunikasikan keprihatinan dan kebijakan lingkungan, Delmonico et al (2018). 2 | Strategi & Manajemen Kinerja Hijau Perusahaan Berikut ini adalah beberapa contoh kasus pelanggaran perusahaan terhadap kinerja hijau di dalam negeri dan luar negeri beserta sumbernya: 1. PT Freeport Indonesia Perusahaan tambang emas dan tembaga ini telah tercatat melakukan pencemaran lingkungan dan kerusakan hutan di Papua. Selain itu, perusahaan juga telah menolak untuk membayar pajak yang seharusnya dibayar kepada pemerintah Indonesia. (Sumber:https://www.thejakartapost.com/news/2018 /03/22/freeport-indonesia-continues-to-disregardenvironmental-impact.html) 2. PT Kaltim Prima Coal Perusahaan tambang batubara ini telah tercatat melakukan pencemaran air dan udara, serta merusak hutan di Kalimantan Timur. Perusahaan juga dituduh melanggar hak asasi manusia dan mengabaikan keselamatan dan kesehatan kerja. (Sumber:https://www.greenpeace.org/indonesia/en/ story/3430/kaltim-prima-coal-a-snapshot-of-thedevastation-caused-by-the-coal-mining-industry/) 3. Chevron Corporation Perusahaan minyak dan gas Amerika Serikat ini telah tercatat melakukan pencemaran lingkungan dan kerusakan hutan di berbagai negara di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Perusahaan juga dituduh terlibat dalam kasus pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan lingkungan. (Sumber: Strategi & Manajemen Kinerja Hijau Perusahaan | 3 https://www.theguardian.com/business/2019/oct/0 7/chevron-faces-landmark-climate-case-in-new-york) 4. Nestle Perusahaan makanan dan minuman ini telah tercatat melakukan eksploitasi sumber daya alam dan merusak lingkungan di berbagai negara di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Nestle juga dituduh melanggar hak asasi manusia dan memperbudak pekerja. (Sumber: https://www.theguardian.com/sustainablebusiness/2017/oct/05/nestle-palm-oil-deforestationchild-labour) 5. Apple Inc. Perusahaan teknologi ini telah tercatat menggunakan bahan kimia berbahaya dan merusak lingkungan dalam proses produksinya di berbagai negara di seluruh dunia. Apple juga dituduh tidak memperhatikan kondisi kerja di pabrik-pabriknya di Asia dan melakukan pengawasan yang buruk terhadap rantai pasokannya. (Sumber:https://www.theguardian.com/environmen t/2011/sep/15/apple-china-supply-chain-pollution) Contoh kasus: PT Freeport Indonesia Perusahaan tambang emas dan tembaga ini tercatat melakukan pencemaran lingkungan dan kerusakan hutan di Papua. Dampak dari pelanggaran ini adalah: 4 | Strategi & Manajemen Kinerja Hijau Perusahaan a. Merusak lingkungan hidup dan keanekaragaman hayati di sekitar tambang, termasuk hutan dan sungai. b. Membuat masyarakat di sekitar tambang terkena dampak kesehatan, seperti masalah pernapasan, kulit, dan kesehatan mental karena kualitas udara dan air yang tercemar. c. Meningkatkan risiko bencana alam, seperti banjir dan longsor, karena perusakan lingkungan. d. Menimbulkan ketidakstabilan ekonomi dan sosial bagi masyarakat, karena adanya konflik antara perusahaan dan masyarakat lokal. e. Menimbulkan kerugian bagi perusahaan, seperti penurunan citra perusahaan dan penurunan nilai saham. Dampak negatif ini menunjukkan bahwa pelanggaran perusahaan terhadap kinerja hijau dapat berdampak jangka panjang dan merugikan bagi semua pihak yang terlibat. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk mematuhi peraturan dan standar lingkungan yang berlaku, serta mengambil langkahlangkah untuk mengurangi dampak negatif pada lingkungan dan masyarakat sekitar. Menurut Saswattecha et al. (2015) menyatakan bahwa bagi manajer dan karyawan, aspek terpenting dari manajemen Green Performance adalah penilaian kinerja, yang akan mempengaruhi proses dan efektivitas imbalan dan kompensasi berikutnya. Indikator kinerja hijau yang Strategi & Manajemen Kinerja Hijau Perusahaan | 5 jelas karenanya sangat diperlukan dalam sistem manajemen kinerja. Mengevaluasi hasil hijau manajer menekankan peran mereka dalam manajemen lingkungan, yang dapat membuat mereka lebih bertanggung jawab atas kinerja manajemen lingkungan. Penting untuk mengidentifikasi hasil hijau dan mendorong manajer untuk bertanggung jawab atas kinerja manajemen lingkungan. Cara lain untuk mengukur kinerja hijau adalah dengan menangani hasil kinerja hijau dari anggota yang tidak memenuhi indikator manajemen lingkungan atau tidak sesuai dengan tujuan hijau. Menggunakan langkah-langkah negatif ini dengan tepat dapat mendorong karyawan untuk berperilaku lebih ramah lingkungan dan mengupayakan tujuan hijau dalam pekerjaan mereka di masa depan, Yusliza et al (2019). Beberapa definisi mengenai Green Performance menurut para ahli antara lain: 1. Menurut Manzini (1996), menyatakan bahwa Green Performance adalah kemampuan suatu organisasi untuk memenuhi tujuan sosial dan lingkungan, serta mempertahankan tingkat kesehatan dan produktivitas yang tinggi. 2. Menurut Freeman (2001), Green Performance adalah kemampuan suatu organisasi untuk memperhitungkan efek sosial dan lingkungan dalam pengambilan keputusan, dan mempertimbangkan kepentingan seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) dalam strategi bisnis. 3. Menurut Elkington (1994), Green Performance adalah kemampuan suatu organisasi untuk memenuhi 6 | Strategi & Manajemen Kinerja Hijau Perusahaan tanggung jawab sosial dan lingkungan, serta menghasilkan keuntungan ekonomi yang berkelanjutan. 4. Menurut Madigan 2000), Green Performance adalah kemampuan suatu organisasi untuk mengurangi dampak lingkungan yang merugikan dan memperbaiki kondisi lingkungan, serta memperkuat hubungan dengan seluruh pemangku kepentingan. Dalam keseluruhan definisi, dapat dilihat bahwa Green Performance merupakan kemampuan suatu organisasi untuk mempertimbangkan tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam pengambilan keputusan dan menghasilkan keuntungan ekonomi yang berkelanjutan
Show description